Selasa, 07 Oktober 2014

Pelepasan Kembali Ya'juj (Gog) dan Ma'juj (Magog) dari Pemenjaraan Selama Seribu Tahun & Nubuatan Terjadinya Perang Nuklir yang Sangat Mengerikan di Akhir Zaman ini



 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


 Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   332

Pelepasan Kembali  Ya'juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) dari Pemenjaraan Selama  Seribu Tahun & Nubuatan   Terjadinya  Perang Nuklir yang Sangat  Mengerikan di Akhir Zaman ini  

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan berbagai firman Allah Swt. mengenai   makna ayat   مِّنَ اللّٰہِ  ذِی الۡمَعَارِجِ --  azab itu dari Allah Yang memiliki  tempat-tempat naik,”  yaitu bahwa sementara azab Ilahi yang akan menimpa orang-orang kafir akan membuat mereka binasa, di lain pihak  Allah Swt. menganugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang taat kenaikan ruhani (mi’raj ruhani) yang setinggi-tingginya untuk  meraih jenjang-jenjang ketinggian ruhani nyang telah disediakan Allah Swt. bagi para pengikut sejati Nabi Besar Muhammad saw. (QS.3:32-33; QS.4:70-71).
  Makna ayat  selanjutnya: تَعۡرُجُ  الۡمَلٰٓئِکَۃُ  وَ الرُّوۡحُ  اِلَیۡہِ  فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗ  خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ  -- Malaikat-malaikat dan ruh itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya lima puluh ribu tahun.”  Karena ar-ruh berarti jiwa manusia, ayat ini dapat berarti bahwa perkembangan dan kemajuan ruh manusia tidak akan ada hentinya (QS.66:9).   Atau ayat ini dapat berarti,  bahwa rancangan-rancangan dan rencana-rencana Allah Swt. dapat meliputi ribuan tahun sampai jadi matang, firman-Nya:
 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿﴾  سَاَلَ  سَآئِلٌۢ  بِعَذَابٍ  وَّاقِعٍ ۙ﴿﴾   لِّلۡکٰفِرِیۡنَ لَیۡسَ لَہٗ  دَافِعٌ ۙ﴿﴾ مِّنَ اللّٰہِ  ذِی الۡمَعَارِجِ ؕ﴿﴾  تَعۡرُجُ  الۡمَلٰٓئِکَۃُ  وَ الرُّوۡحُ  اِلَیۡہِ  فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗ  خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ﴿﴾  فَاصۡبِرۡ  صَبۡرًا  جَمِیۡلًا ﴿﴾  اِنَّہُمۡ  یَرَوۡنَہٗ  بَعِیۡدًا ۙ﴿﴾  وَّ  نَرٰىہُ  قَرِیۡبًا ؕ﴿﴾  یَوۡمَ  تَکُوۡنُ  السَّمَآءُ  کَالۡمُہۡلِ ۙ﴿﴾  وَ تَکُوۡنُ  الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ  ۙ﴿﴾ وَ لَا یَسۡـَٔلُ  حَمِیۡمٌ حَمِیۡمًا ﴿ۚۖ﴾  یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ  الۡمُجۡرِمُ لَوۡ  یَفۡتَدِیۡ مِنۡ عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ بِبَنِیۡہِ ﴿ۙ﴾  وَ صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ ﴿ۙ﴾  وَ فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ ﴿ۙ﴾  وَ مَنۡ  فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ ثُمَّ  یُنۡجِیۡہِ ﴿ۙ﴾  کَلَّا ؕ اِنَّہَا  لَظٰی ﴿ۙ﴾  نَزَّاعَۃً   لِّلشَّوٰی  ﴿ۚۖ﴾    تَدۡعُوۡا  مَنۡ  اَدۡ  بَرَ  وَ تَوَلّٰی ﴿ۙ﴾  وَ  جَمَعَ   فَاَوۡعٰی ﴿﴾  
Aku baca  dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.  Seorang penanya menanyakan mengenai  azab yang akan terjadi,   untuk orang-orang kafir, yang tidak seorang pun   dapat   menghindarkannya, مِّنَ اللّٰہِ  ذِی الۡمَعَارِجِ --  azab itu dari Allah Yang memiliki  tempat-tempat naik.  تَعۡرُجُ  الۡمَلٰٓئِکَۃُ  وَ الرُّوۡحُ  اِلَیۡہِ  فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗ  خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ  -- Malaikat-malaikat dan ruh itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya lima puluh ribu tahun.  فَاصۡبِرۡ  صَبۡرًا  جَمِیۡلًا   -- maka bersabarlah dengan sabar yang baik. اِنَّہُمۡ  یَرَوۡنَہٗ  بَعِیۡدًا  -- sesungguhnya mereka memandang hari itu sangat jauh, وَّ  نَرٰىہُ  قَرِیۡبًا --  sedangkan Kami melihatnya dekat.  یَوۡمَ  تَکُوۡنُ  السَّمَآءُ  کَالۡمُہۡلِ   -- pada hari langit akan menjadi seperti cairan tembaga, وَ تَکُوۡنُ  الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ  --  dan gunung-gunung akan menjadi seperti bulu domba yang dihamburkan. وَ لَا یَسۡـَٔلُ  حَمِیۡمٌ حَمِیۡمًا --  dan tidak akan bertanya  sahabat karib kepada sahabat karib lainnya. یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ  الۡمُجۡرِمُ لَوۡ  یَفۡتَدِیۡ مِنۡ عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ بِبَنِیۡہِ --  Hari itu akan diperlihatkan dengan jelas kepada mereka. Orang berdosa ingin seandainya  dia dapat menebus dirinya dari azab hari itu dengan anak-anaknya,    وَ صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ  --  dan isteri-istrinya serta  saudaranya,  وَ فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ     -- dan kaum kerabatnya yang melindunginya. وَ مَنۡ  فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ ثُمَّ  یُنۡجِیۡہِ  -- dan semua orang yang ada di bumi kemudian  menyelamatkannya. کَلَّا ؕ اِنَّہَا  لَظٰی  -- sekali-kali tidak dapat,    sesungguhnya  itu nyala api,   نَزَّاعَۃً   لِّلشَّوٰی     --   yang melucuti kulit  kepala.   تَدۡعُوۡا  مَنۡ  اَدۡبَرَ  وَ تَوَلّٰی  -- yang memanggil orang yang membelakangi dan yang  berpaling, وَ  جَمَعَ   فَاَوۡعٰی  --   dan menimbun harta serta menahannya. (Al-Ma’arīj [70]:1-19). 

Siklus  Terjadinya  Suatu “Peristiwa Besar” dan  Azab Ilahi

     Atau isyarat itu dapat juga tertuju kepada peredaran (siklus) tertentu selama 50.000 tahun,  yang selama itu beberapa  perubahan agung yang tertentu telah ditakdirkan akan terjadi, sebab nubuatan-nubuatan Allah  Swt. itu mempunyai masa-masa, zaman-zaman, dan peredaran-peredaran (daur) waktu tertentu yang di di dalamnya nubuatan-nubuatan itu menjadi sempurna.
  Salah satu contohnya adalah janji  atau nubuatan dari Allah Swt. mengenai   turunnya azab Ilahi   yang berskala luas (internasional), yang dituntut orang-orang kafir agar segera terjadi, tetapi Allah Swt. menjawab  bahwa azab Ilahi tersebut akan terjadi setelah jangka waktu  satu hari  -- yang lamanya 1000 tahun   -- setelah 3 abad masa kejayaan Islam yang pertama, firman-Nya:
فَکَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ  اَہۡلَکۡنٰہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ  فَہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا وَ بِئۡرٍ  مُّعَطَّلَۃٍ   وَّ  قَصۡرٍ  مَّشِیۡدٍ ﴿﴾  اَفَلَمۡ یَسِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ فَتَکُوۡنَ لَہُمۡ قُلُوۡبٌ یَّعۡقِلُوۡنَ بِہَاۤ  اَوۡ اٰذَانٌ یَّسۡمَعُوۡنَ بِہَا ۚ فَاِنَّہَا لَا تَعۡمَی الۡاَبۡصَارُ  وَ لٰکِنۡ  تَعۡمَی الۡقُلُوۡبُ الَّتِیۡ فِی الصُّدُوۡرِ ﴿﴾  وَ  یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ ؕ وَ اِنَّ یَوۡمًا عِنۡدَ رَبِّکَ  کَاَلۡفِ  سَنَۃٍ   مِّمَّا  تَعُدُّوۡنَ ﴿﴾  وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ  اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ  ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ الۡمَصِیۡرُ ﴿٪﴾
Dan berapa banyak kota yang Kami telah  membinasakannya, yang penduduknya sedang berbuat zalim  lalu  dinding-dindingnya  jatuh atas atapnya, dan sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang menjulang tinggi.     اَفَلَمۡ یَسِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ فَتَکُوۡنَ لَہُمۡ قُلُوۡبٌ یَّعۡقِلُوۡنَ بِہَاۤ  اَوۡ اٰذَانٌ یَّسۡمَعُوۡنَ بِہَا -- maka apakah mereka tidak berpesiar di bumi, lalu  menjadikan hati mereka memahami dengannya   atau menjadikan telinga  mereka mendengar dengannya?  فَاِنَّہَا لَا تَعۡمَی الۡاَبۡصَارُ  وَ لٰکِنۡ  تَعۡمَی الۡقُلُوۡبُ الَّتِیۡ فِی الصُّدُوۡرِ  -- maka sesungguhnya bukan mata yang buta  tetapi yang buta adalah hati yang ada dalam dada.  وَ  یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ   --  dan mereka meminta kepada engkau untuk mempercepat azab, tetapi Allah  tidak akan pernah mengingkari janji-Nya.  وَ  یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ  -- dan sesungguhnya satu hari di sisi Rabb (Tuhan) engkau  seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu.  وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ  اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ  ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ الۡمَصِیۡرُ  -- dan berapa banyaknya kota telah Aku memberi tangguh baginya padahal dia berlaku zalim, kemudian Aku menangkapnya dan kepada Aku-lah kembali mereka. (Al-Hājj [22]:46-49).
        Dari penjelasan ayat 47   jelas,  bahwa yang dimaksud dengan orang-orang mati, orang-orang buta, dan orang-orang tuli, yang dibicarakan dalam ayat ini  atau di tempat lain dalam Al-Quran  adalah   orang-orang yang ditilik dari segi ruhani telah mati, buta, dan tuli, yakni indera-indera ruhani mereka tidak berfungsi dengan baik atau lumpuh,  akibatnya di alam akhirat pun mereka akan dibangkitkan dalam keadaan buta, tuli dan bisu (QS.17:73; QS.20:125-129): فَاِنَّہَا لَا تَعۡمَی الۡاَبۡصَارُ  وَ لٰکِنۡ  تَعۡمَی الۡقُلُوۡبُ الَّتِیۡ فِی الصُّدُوۡرِ  -- “maka sesungguhnya bukan mata yang buta  tetapi yang buta adalah hati yang ada dalam dada.” 
         Ada pun makna ayat:  وَ  یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ   --  dan mereka meminta kepada engkau untuk mempercepat azab, tetapi Allah  tidak akan pernah mengingkari janji-Nya.  وَ  یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ  -- dan sesungguhnya satu hari di sisi Rabb (Tuhan) engkau  seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu,“  Nabi Besar Muhammad saw. menurut riwayat pernah bersabda bahwa tiga abad pertama Islam akan merupakan masa yang terbaik, sesudah itu kepalsuan akan tersebar dan suatu masa kegelapan akan datang dan meluas sampai seribu tahun (Tirmidzi).

Pencabutan “Ruh” Al-Quran Secara Bertahap Selama 1000 Tahun

          Masa 1000 tahun ini dipersamakan dengan satu hari , yakni jangka waktu  ketika secara berangsur-angsur Allah Swt. menarik kembali “ruh”    -- yakni  makrifat hakiki mengenai Al-Quran --  firman-Nya:
یُدَبِّرُ الۡاَمۡرَ مِنَ السَّمَآءِ  اِلَی الۡاَرۡضِ ثُمَّ یَعۡرُجُ  اِلَیۡہِ  فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗۤ اَلۡفَ سَنَۃٍ  مِّمَّا تَعُدُّوۡنَ ﴿﴾
Dia mengatur perintah dari langit sampai bumi, kemudian perintah itu akan naik kepada-Nya dalam satu hari, yang hitungan lamanya seribu tahun dari apa yang kamu hitung. (As-Sajdah [32]:6).
          Ayat ini menunjuk kepada suatu pancaroba sangat hebat, yang ditakdirkan akan menimpa Islam dalam perkembangannya yang penuh dengan perubahan itu. Islam akan melalui suatu masa kemajuan dan kesejahteraan yang mantap selama 3 abad pertama kehidupannya.
      Nabi Besar Muhammad saw. diriwayatkan pernah menyinggung secara jitu mengenai kenyataan itu dalam sabda beliau: “Abad terbaik ialah abad di kala aku hidup, kemudian abad berikutnya, kemudian abad sesudah itu” (Tirmidzi & Bukhari, Kitab-usy-Syahadat).
      Islam mulai mundur sesudah 3 abad pertama masa keunggulan dan keme-nangan yang tiada henti-hentinya. Peristiwa kemunduran dan kemerosotannya ber-langsung dalam masa 1000 tahun berikutnya. Kepada masa 1000 tahun inilah, telah diisyaratkan dengan kata-kata:  ثُمَّ یَعۡرُجُ  اِلَیۡہِ  فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗۤ اَلۡفَ سَنَۃٍ    -- “Kemudian perintah itu akan naik kepada-Nya dalam satu hari, yang hitungan lamanya seribu tahun.”   
        Dalam hadits lain  -- sehubungan diwahyukan-Nya Surah Al-Jumu’ah ayat 3-4 tentang    pengutusan kedua kali beliau saw. dari kalangan kaum lain  di lingkungan umat Islam  -- Nabi Besar Muhammad saw.  diriwayatkan pernah bersabda,  bahwa iman akan terbang ke bintang Tsuraya dan seseorang dari keturunan Parsi akan mengembalikannya ke bumi (Bukhari, Kitab-ut-Tafsir), firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾    وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾   ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾ 
Dia-lah Yang telah membangkit-kan di kalangan bangsa yang buta huruf  seorang  rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya,  mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata, وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ  --   dan juga akan membangkitkan-nya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka.  Dan Dia-lah Yang Maha Per-kasa, Maha Bijaksana. ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ --  Itulah karunia Allah, Dia menganugerahkannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allāh mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah [62]:3-5).

Bukti Kebenaran Wasilah  Sempurna Nabi Besar Muhammad Saw. & Empat Golongan Martabat Ruhani di Hadirat Allah Swt.

        Dengan kedatangan  Al-Masih Mau’ud a.s., Pendiri Jemaat Ahmadiyah,   dalam awal abad ke-14 sesudah Hijrah   - yakni 300 tahun + 1000 tahun --  laju kemerosotan  yang menimpa umat Islam telah terhenti,  dan kebangkitan Islam yang kedua kali kembali mulai berlaku  dan akan mencapai puncaknya berupa keunggulan agama Islam atas semua agama lainnya, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun orang musyrik tidak me-nyukai. (Al-Jumu’ah [61]:10).
   Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat ini kena untuk Al-Masih Mau’ud a.s. (Al-Masih yang dijanjikan),  sebab di zaman beliau semua agama muncul dan keunggulan Islam di atas semua agama akan menjadi kepastian. Dan dibangkitkannya Al-Masih Mau’ud a.s. dari kalangan  umat Islam tersebut pada hakikatnya merupakan hasil  dari wasilah   yang paling sempurna    Nabi Besar Muhammad  saw., sebagimana telah dijelaskan  dalam Bab 328 dan Bab berikutnya, firman-Nya:
قُلۡ  اِنۡ کُنۡتُمۡ تُحِبُّوۡنَ اللّٰہَ  فَاتَّبِعُوۡنِیۡ یُحۡبِبۡکُمُ اللّٰہُ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ذُنُوۡبَکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ غَفُوۡرٌ  رَّحِیۡمٌ ﴿﴾  قُلۡ اَطِیۡعُوا اللّٰہَ وَ الرَّسُوۡلَ ۚ فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَاِنَّ اللّٰہَ  لَا یُحِبُّ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾
Katakanlah:   Jika kamu benar-benar mencintai Allah فَاتَّبِعُوۡنِیۡ    -- maka ikutilah aku,  یُحۡبِبۡکُمُ اللّٰہُ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ذُنُوۡبَکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ غَفُوۡرٌ  رَّحِیۡمٌ --  Allah pun akan mencintai kamu dan akan mengampuni dosa-dosa kamu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”  قُلۡ اَطِیۡعُوا اللّٰہَ وَ الرَّسُوۡلَ ۚ فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَاِنَّ اللّٰہَ  لَا یُحِبُّ الۡکٰفِرِیۡنَ  --  Katakanlah:    Taatilah Allah dan Rasul ini”, kemudian jika mereka berpaling maka ketahuilah sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang kafir. (Ali ‘Imran [3]:32-33).
          Jadi, kembali kepada makna  kata wasilah yang benar:  Wasilah artinya  satu jalan untuk memperoleh suatu kedudukan terhormat di sisi raja; martabat, pertalian, ikatan atau perhubungan (Lexicon Lane). Kata itu bukan berarti “penengah antara Tuhan dan manusia,” sebagaimana  banyak yang keliru menafsirkan  wasilah -- sebab arti yang kedua ini bukan hanya tidak-didukung oleh kelaziman pemakaian bahasa Arab, tetapi juga bertentangan dengan ajaran Al-Quran dan hadits-hadits Nabi Besar Muhammad  saw..  
         Sehubungan orang-orang yang keliru  memaknai arti wasilah  tersebut, ketika ditanyakan  kepada orang-orang yang datang menziarahi kuburan para  nabi Allah atau wali Allah  atau ditanyakan kepada mereka yang menyembah berbagai bentuk berhala    --  yang kepada tempat-tempat atau benda-benda tersebut mereka menyampaikan permohonan   -- maka jawaban mereka adalah bahwa semua itu hanya sekedar wasilah  yang memperantarai permohoan (doa) mereka dengan Allah Swt.
         Berikut jawaban Allah Swt. berkenaan makna  wasilah (perantaraan) yang hakiki, yaitu Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
وَ مَنۡ یُّطِعِ اللّٰہَ وَ الرَّسُوۡلَ فَاُولٰٓئِکَ مَعَ الَّذِیۡنَ اَنۡعَمَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ مِّنَ النَّبِیّٖنَ وَ الصِّدِّیۡقِیۡنَ وَ الشُّہَدَآءِ وَ الصّٰلِحِیۡنَ ۚ وَ حَسُنَ اُولٰٓئِکَ رَفِیۡقًا ﴿ؕ﴾  ذٰلِکَ الۡفَضۡلُ مِنَ اللّٰہِ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ عَلِیۡمًا﴿٪﴾
Dan  barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul ini maka mereka akan termasuk di antara  اَنۡعَمَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ  --   orang-orang  yang Allāh memberi nikmat kepada mereka, مِّنَ النَّبِیّٖنَ وَ الصِّدِّیۡقِیۡنَ وَ الشُّہَدَآءِ وَ الصّٰلِحِیۡنَ --  yakni: nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid, dan orang-orang shalih,  وَ حَسُنَ اُولٰٓئِکَ رَفِیۡقًا  -- dan mereka  itulah sahabat yang sejati.    ذٰلِکَ الۡفَضۡلُ مِنَ اللّٰہِ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ عَلِیۡمًا --  Itulah karunia dari Allah,  dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui. (An-Nisā [4]:70-71).
        Sesuai dengan makna hakiki wasilah (perantara) sebelum ini  – yakni    satu jalan untuk memperoleh suatu kedudukan terhormat di sisi raja; martabat, pertalian, ikatan atau perhubungan (Lexicon Lane)  -- maka  maka dalam pandangan   Allah Swt., tidak ada kedudukan atau martabat atau pertalian atau ikatan atau perhubungan dengan Allah Swt  selain orang-orang beriman dan bertakwa yang karena ketaatannya kepada Allah Swt. dan Nabi Besar Muhammad saw. termasuk ke dalam salah satu dari keempat martabat keruhanian di hadirat Allah Swt. tersebut, yakni:  مِّنَ النَّبِیّٖنَ وَ الصِّدِّیۡقِیۡنَ وَ الشُّہَدَآءِ وَ الصّٰلِحِیۡنَ --  yakni: nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid, dan orang-orang shalih,  وَ حَسُنَ اُولٰٓئِکَ رَفِیۡقًا  -- dan mereka  itulah sahabat yang sejati.      ذٰلِکَ الۡفَضۡلُ مِنَ اللّٰہِ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ عَلِیۡمًا --  Itulah karunia dari Allah,  dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui. (An-Nisā [4]:70-71).

Pelepasan Kembali  Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)  dari Pemenjaraannya  Selama 1000 Tahun

          Mereka yang menolak  keempat macam martabat keruhanian yang  disediakan Allah Swt. bagi mereka yang benar-benar menginginkan syafaat dan wasilah dari Nabi Besar Muhammad saw.,   mereka beralasan  bahwa semua jenis kenabian dan wahyu Ilahi telah tertutup rapat dengan pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. sebagai Khātaman Nabiyyīn (QS.33:41) dan diturunkan-Nya agama Islam (Al-Quran) sebagai agama terakhir dan tersempurna (QS.5:4).
          Jadi, kembali kepada  nubuatan mengenai terjadinya azab Ilahi di Akhir Zaman ini setelah masa 1000 tahun dalam  firman-Nya:   وَ  یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ   --  dan mereka meminta kepada engkau untuk mempercepat azab, tetapi Allah  tidak akan pernah mengingkari janji-Nya.  وَ  یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ  -- dan sesungguhnya satu hari di sisi Rabb (Tuhan) engkau  seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu.  وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ  اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ  ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ الۡمَصِیۡرُ  -- dan berapa banyaknya kota telah Aku memberi tangguh baginya padahal dia berlaku zalim, kemudian Aku menangkapnya dan kepada Aku-lah kembali mereka. (Al-Hājj [22]:48-49),  ayat tersebut merupakan nubuatan  berupa peringatan Allah Swt.  bahwa   di Akhir Zaman ini  satu kaum yang bermata biru akan bangkit dan menyebar luas ke seluruh dunia (QS.20:103-104).
         Orang-orang bermata biru    atau  penyebaran Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) di Akhir Zaman ini (QS.21:96-101)   -- itulah yang karena sombong dan takaburnya, yang diakibatkan oleh karena memperoleh kemuliaan duniawi dan kekuasaan politik, telah digambarkan memberi tantangan kepada Nabi Besar Muhammad saw.  untuk mempercepat azab  Ilahi yang — begitulah dikatakan oleh beliau saw. — azab Ilahi tersebut akan menimpa mereka pada waktu yang ditentukan dan dijanjikan itu,  yaitu    1000 tahun setelah 3 abad masa kejayaan Islam yang pertama.
        Dengan demikian jelaslah bahwa  ada azab Ilahi yang terjadi di masa Nabi Besar Muhammad saw. sendiri yang  telah menimpa Abu Jahal dan kawan-kawannya dalam Perang Badar (QS.8:33-34),  dan ada pula  nubuatan mengenai  azab Ilahi lainnya yang akan menimpa para penentang Nabi Besar Muhammad saw. lainnya yang  akan terjadi 1000 tahun setelah masa kejayaan Islam yang pertama selama 300 tahun, yakni pada abad keempat belas Hijriyah, iatu di Akhir Zaman ini, dimana hampir seluruh wilayah umat Islam pernah dikuasai oleh Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)    -- yakni bangsa-bangsa Kristen dari Barat yang “bermata biru   (QS.20:103-104).  termasuk Nusantara selama 350 tahun.
       Berikut adalah nubuatan  dalam Kitab Wahyu 20:1-10, penglihatan ruhani yang dialamiu oleh  Yohanes mengenai pemenjaraan dan pelepasan kembali Gog (Yajuj) dan Magog  (Ma’juj) selama 1000 tahun:

Kerajaan seribu tahun
20:1 Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga   memegang anak kunci   jurang maut    dan suatu rantai besar di tangannya; 20:2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan.  Dan ia mengikatnya seribu tahun   lamanya   , 20:3 lalu melemparkannya ke dalam jurang maut,  dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya  di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa ,    sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. 20:4 Lalu aku melihat takhta-takhta  dan orang-orang yang duduk di atasnya ; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi.  Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya  karena kesaksian tentang Yesus  dan karena firman Allah;  yang tidak menyembah binatang  itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan  mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah  sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun . 20:5 Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan  pertama. 20:6 Berbahagia  dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu . Kematian  yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam i  Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, j  seribu tahun lamanya.
Iblis dihukum
20:7 Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir,  Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, 20:8 dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa  pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog,  dan mengumpulkan mereka untuk berperang  dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. 20:9 Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, 20:10 dan Iblis, yang menyesatkan mereka, t  dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang,     yaitu tempat binatang   dan nabi palsu    itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.

Meletusnya Perang Dunia I & Perang Dunia II & Ancaman Perang Nuklir

          Nubuatan Al-Quran dan Bibel (Kitab Wahyu)  tersebut telah sempurna dengan terjadinya Perang Dunia I (1914) dan Perang Dunia II (1945), dan bangsa-bangsa pada saat ini tengah dicekam oleh kekhawatiran  meletusnya Perang Dunia III atau Perang Nuklir, yang kehebatan akibat-akibat   mengerikan  yang ditimbulkannya digambarkan dalam Surah Al-Ma’īrij yang tengah dibahas, firman-Nya:
 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿﴾  سَاَلَ  سَآئِلٌۢ  بِعَذَابٍ  وَّاقِعٍ ۙ﴿﴾   لِّلۡکٰفِرِیۡنَ لَیۡسَ لَہٗ  دَافِعٌ ۙ﴿﴾ مِّنَ اللّٰہِ  ذِی الۡمَعَارِجِ ؕ﴿﴾  تَعۡرُجُ  الۡمَلٰٓئِکَۃُ  وَ الرُّوۡحُ  اِلَیۡہِ  فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗ  خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ﴿﴾  فَاصۡبِرۡ  صَبۡرًا  جَمِیۡلًا ﴿﴾  اِنَّہُمۡ  یَرَوۡنَہٗ  بَعِیۡدًا ۙ﴿﴾  وَّ  نَرٰىہُ  قَرِیۡبًا ؕ﴿﴾  یَوۡمَ  تَکُوۡنُ  السَّمَآءُ  کَالۡمُہۡلِ ۙ﴿﴾  وَ تَکُوۡنُ  الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ  ۙ﴿﴾ وَ لَا یَسۡـَٔلُ  حَمِیۡمٌ حَمِیۡمًا ﴿ۚۖ﴾  یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ  الۡمُجۡرِمُ لَوۡ  یَفۡتَدِیۡ مِنۡ عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ بِبَنِیۡہِ ﴿ۙ﴾  وَ صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ ﴿ۙ﴾  وَ فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ ﴿ۙ﴾  وَ مَنۡ  فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ ثُمَّ  یُنۡجِیۡہِ ﴿ۙ﴾  کَلَّا ؕ اِنَّہَا  لَظٰی ﴿ۙ﴾  نَزَّاعَۃً   لِّلشَّوٰی  ﴿ۚۖ﴾    تَدۡعُوۡا  مَنۡ  اَدۡ  بَرَ  وَ تَوَلّٰی ﴿ۙ﴾  وَ  جَمَعَ   فَاَوۡعٰی ﴿﴾  
Aku baca  dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.  Seorang penanya menanyakan mengenai  azab yang akan terjadi,   untuk orang-orang kafir, yang tidak seorang pun   dapat   menghindarkannya, مِّنَ اللّٰہِ  ذِی الۡمَعَارِجِ --  azab itu dari Allah Yang memiliki  tempat-tempat naik.  تَعۡرُجُ  الۡمَلٰٓئِکَۃُ  وَ الرُّوۡحُ  اِلَیۡہِ  فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗ  خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ  -- Malaikat-malaikat dan ruh itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya lima puluh ribu tahun.  فَاصۡبِرۡ  صَبۡرًا  جَمِیۡلًا   -- maka bersabarlah dengan sabar yang baik. اِنَّہُمۡ  یَرَوۡنَہٗ  بَعِیۡدًا  -- sesungguhnya mereka memandang hari itu sangat jauh, وَّ  نَرٰىہُ  قَرِیۡبًا --  sedangkan Kami melihatnya dekat.  یَوۡمَ  تَکُوۡنُ  السَّمَآءُ  کَالۡمُہۡلِ   -- pada hari langit akan menjadi seperti cairan tembaga, وَ تَکُوۡنُ  الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ  --  dan gunung-gunung akan menjadi seperti bulu domba yang dihamburkan. وَ لَا یَسۡـَٔلُ  حَمِیۡمٌ حَمِیۡمًا --  dan tidak akan bertanya  sahabat karib kepada sahabat karib lainnya. یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ  الۡمُجۡرِمُ لَوۡ  یَفۡتَدِیۡ مِنۡ عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ بِبَنِیۡہِ --  Hari itu akan diperlihatkan dengan jelas kepada mereka.  Orang ber-dosa ingin seandainya  dia dapat menebus dirinya dari azab hari itu dengan anak-anaknya,    وَ صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ  --  dan isteri-istrinya serta  saudaranya,  وَ فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ     -- dan kaum kerabatnya yang melindunginya. وَ مَنۡ  فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ ثُمَّ  یُنۡجِیۡہِ  -- dan semua orang yang ada di bumi kemudian  menyelamatkannya. کَلَّا ؕ اِنَّہَا  لَظٰی  -- sekali-kali tidak dapat,    sesungguhnya  itu nyala api,   نَزَّاعَۃً   لِّلشَّوٰی     --   yang melucuti kulit  kepala.   تَدۡعُوۡا  مَنۡ  اَدۡبَرَ  وَ تَوَلّٰی  -- yang memanggil orang yang membelakangi dan yang  berpaling, وَ  جَمَعَ   فَاَوۡعٰی  --   dan menimbun harta serta menahannya. (Al-Ma’arīj [70]:1-19). 
  Dalam abad-abad atom dan hidrogen atau nuklir  di Akhir zaman ini I beterbangan gunung-gunung laksana bulu domba itu sungguh mungkin sekali terjadi.   Alangkah mengerikannya lukisan Hari Pembalasan yang diberikan dalam ayat-ayat ini! Berhadap-hadapan dengan suatu malapetaka, manusia bersedia pisah dari segala sesuatu, bahkan bersedia mengorbankan orang-orang yang paling karib dan tersayang sekalipun, asalkan saja dengan berbuat demikian ia dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***
Pajajaran Anyar,  14  September     2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar